Dari sisi isi, ada kedudukan mata pelajaran dan
pendekatannya. Kalau sekarang kompetensi itu diturunkan dari mata pelajaran, ke
depan akan berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.
“Jadi mata pelajaran itu kendaraan saja. Kalau mau nyebrang lautan ya pakai
kapal. Naik gunung pakai sepeda gunung,” kata Mendikbud M. Nuh, Selasa (13/11)
di ruang kerjanya.
Untuk standar proses, semula proses terpaku pada eksplorasi,
terfokus. Sedang di kurikulum yang baru siswa menjadi lebih aktif dalam
observasi. Dan untuk standar penilaian, akan dilakukan dengan berbasis
kompetensi. Salah satu pendukung kompetensi itu adalah ekstrakulikuler Pramuka
yang wajib diikuti semua siswa. Karena dalam pramuka terdapat leadership, kerja
sama, keberanian, dan solidaritas.
Pendekatan kurikulum yang paling kritikal dan krusial berada
pada pendidikan dasar SD dan SMP. Karena jika pendidikan di SD bagus, ke
belakangnya juga akan bagus. Dan untuk SD-SMP digunakan pendekatan tematik
integratif dalam semua mata pelajaran. Konsep ini merupakan metode pembelajaran
yang didasarkan atas tema-tema. Dalam satu tema yang diangkat akan merambah ke
mata pelajaran lain. “Misalkan pelajaran Bahasa Indonesia, guru mengambil tema
sungai. Ada
pendekatan observasi seperti apa sungai, apa isinya, kenapa bisa mengalir, dan
sebagainya. Semua pendekatan tersebut akan mengarah kepada semua mata
pelajaran. Baik bahasa indonesia, sains, agama, dan matematika,” jelas Menteri
Nuh.
(Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/829)